Direktur Museum Maluku di Negeri Belanda, Hendry Timisela bersama kedua rekannya Acah Siwabessy dan Loupatty, pekan kemarin kunjungi Propinsi Maluku. Kehadiran di Maluku/kota Ambon dengan tujuan besar mereka lakukan kerjasama dengan Museum Siwalima yang merupakan UPTD dibawah kendali Dikbud Maluku yang kini dipimpin Drs. James Leiwakabessy. M.M.
Mereka juga ingin bersama-sama anak-anak Maluku ajak mereka bangun Maluku, kami bersyukur hadir bertepatan dengan digelarnya pameran interior yang dilakukan oleh HDII pusat. Hingga kami turut mengunjungi berbagai hasil karya yang begitu baik.
Kami datang untuk meneliti koleksi berbagai barang pubakala, ikut dampingi beta ke Maluku dua anak muda keturunan Maluku yang berjiwa Seniman yaitu Acah Siwabessy dan Loupatti. Walau orangnya bule tapi keturunan Maluku dan cinta sekali bumi raja-raja. "Katong ke Museum untuk meneliti semua benda peniggalan sejarah. Dan sebaliknya ada dari Maluku datang ke Belanda meneliti berbagai koleksi museum Maluku di Belanda", tuturnyag
Agar dapat menjembatangi Diaspora bersama masyarakat di Maluku, itulah merupakan tujuan dari katong punya kehadiran di Tanah Maluku tercinta. Kehadiran katong bertepatan dengan adanya pameran yang luar biasa, lanjutnya dari tempat pameran akan menuju Negeri Rutong. Sebutnya, keinginan kami di Maluku juga jalin hubungan baik dengan anak-anak muda Maluku, dalamnya ada para mahasiswa harapan orang Maluku, dikatakan sesuai perjalanan generasi pertama orang Maluku ke Belanda tahun depan memasuki usia 75 tahun. Yang boleh dibilang cukup tua tetapi semangat cinta Maluku seng pernah kendor.
ucapnya lagi " Walaupun kami generasi sekarang ini sudah tidak fasik bicara Ambon, tetapi semangat bangun Maluku terus membara bahkan sangat berapi-api. Katong asli keturunan Maluku jadi mau kerjasama dengan Museum Siwalima maupun generasi mudanya. Siap suport anak muda dengan dong punya ambisi seperti apa untuk bangun negeri ini.
Masjid tertua yang berdiri sejak tahun 1414, juga ke Hila melihat benteng Amsterdam dan gereja tertua yang ada di Hila serta juga lihat Baeleo rumah adat. Untuk selanjutnya kembali ke Belanda katong perkenalkan sejarah Maluku buat basudara di Belanda terutama generasi mudanya. Sebab banyak seng gang tau Baeleo itu apa serta peninggalan lainnya.
Hingga semua kebudayaan Maluku yang katong lihat, pulang siap untuk mempromosikan karena kalau lihat sejarah orang Maluku di Belanda yang ada banyak tentang politik bekas KNIL. Tetapi perkembangan sejarah Maluku dorong kurang tahu, sebab seandainya pulang fakangsi ke Ambon kebanyakan temui famili. Selanjutnya makan rujak dan mandi-mandi di pantai Natsepa nikmati keindahan alam ciptaan Tuhan.