Tags:
dinas provinsi
ambon
Kepala Dinas pendidikan dan kebudayaan provinsi Maluku James Leiwakabessy kepada wartawan, Jumat (2/5/2025) di ruang kerjanya menegaskan bahwa ketiga aspek tersebut merupakan fondasi penting agar proses belajar-mengajar di Maluku berjalan optimal. Jika ketiganya terpenuhi, maka seluruh pemangku kepentingan, khususnya para tenaga kependidikan, dituntut untuk mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan zaman, termasuk di era digitalisasi saat ini.
“Percepatan proses pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh masyarakat. Tema kita adalah semesta, artinya semua pihak harus terlibat,” ujarnya.
Menanggapi adanya kesenjangan antara sekolah negeri dan sekolah swasta yang dikelola yayasan, pemerintah mengaku tengah menyusun langkah pemerataan dengan pemetaan kebutuhan tenaga pengajar di seluruh wilayah provinsi. Pemerintah juga berupaya menempatkan guru sesuai kebutuhan wilayah, termasuk daerah-daerah yang masih kekurangan tenaga pendidik.
Terkait dengan guru yang berada di bawah naungan yayasan, dijelaskan bahwa meski tanggung jawab utama berada pada yayasan, pemerintah tetap akan mengatur penugasan guru PNS sesuai ketentuan yang berlaku agar distribusi tenaga pengajar lebih merata.
Dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional di Maluku, nuansa lokal kental terasa dengan keterlibatan adat dan budaya. Pihak pemerintah juga memberikan bantuan berupa bibit cabai kepada sekolah-sekolah sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi dan penguatan ekonomi lokal.
“Pendidikan tidak boleh melupakan budaya kita. Dengan mengenalkan budaya sejak dini di sekolah, kita memperkuat identitas dalam bingkai NKRI. Selain itu, program tanam cabai ini bukan hanya mendukung ketahanan pangan, tapi juga mendorong peningkatan ekonomi masyarakat,” jelasnya.
Program tersebut diharapkan mampu menjadi solusi konkret yang berdampak langsung bagi masyarakat, baik dari sisi pendidikan maupun ekonomi